https://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/issue/feedNursing Information Journal2025-01-20T06:11:43+00:00Badrul Munif[email protected]Open Journal Systems<p><strong>The Nursing Information Journal (NIJ)</strong> is an peer-reviewed journal that is published three times a year. NIJ is a nursing journal which publishes scientific works for nurse practitioners and researchers. NIJ welcomes and invites original and relevant research articles in nursing as well as literature study and case report particularly in nursing.</p>https://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/957Kombinasi Reminiscence dan Mindfulness Spiritual dalam Meningkatkan Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 22025-01-13T06:08:19+00:00Annisa Nur Nazmi[email protected]Fransiska Erna Damayanti[email protected]Badrul Munif[email protected]<p><strong>Pendahuluan:</strong> Diabetes mellitus (DM) kini tumbuh menjadi masalah kesehatan dunia, lamanya perawatan pada pasien DM menyebabkan menurunnya kualitas hidup dalam banyak aspek, baik dari segi penurunan fungsi dari aktivitas fisik yang berdmapak pada perubahan peran serta ekonomi, lama dan banyaknya terapi yang harus dijalani menyebabkan kebosanan dan menurunya motivasi yang akan berimbas pada fungsi sosial dan kesehatan mental, kurangnya istirahat dan keluhan terhadap rasa sakit yang dirasakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi <em>Reminiscence</em> dan <em>Mindfulness Spiritual</em> dengan kualitas hidup pasien DM Tipe 2.</p> <p><strong>Metode:</strong> Desain penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan pendekatan Pre-test dan Post-test Nonequivalent control group, dengan teknik sampling purposive sampling. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan lembar kuesioner <em>Diabetes Quality of Life</em> (DQOL), dengan analisis statistic uji T berpasangan.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Tingkat kualitas hidup pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah perlakuan terjadi peningkatan dengan nilai mean ± SD: 5,487 ± 2,624 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan terjadi peningkatan dengan nilai mean ± SD: 0,051 ± 0,051. kualitas hidup untuk kelompok intervensi terjadi peningkatan setelah diberikan perlakuan dengan P-Value < 0,005. sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan dengan P-Value > 0,005.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong>Kombinasi Terapi <em>Reminiscence</em> dan <em>Mindfulness Spiritual</em> (RMS) dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM Tipe II, dengan perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok control</p>2024-12-26T22:32:02+00:00Copyright (c) 2024 Annisa Nur Nazmihttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/861Pendidikan Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri tentang Pencegahan Anemia2025-01-13T06:19:23+00:00Ninis Indriani[email protected]Diana Kusumawati[email protected]Sholihin Sholihin[email protected]Ukhtul Izzah[email protected]Dian Luvi Diniati[email protected]<p><strong>Latar belakang: </strong>Kelompok remaja putri merupakan kelompok yang rentan mengalami anemia. Anemia defisiensi besi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas terbesar bagi remaja putri. Kurang pemahaman terkait penyebab anemia dan dampak yang di timbulkan apabila terjadi anemia merupakan salah satu penyebab perilaku hidup yang tidak sehat dan jauh dari upaya pencegahan anemia terutama pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan siswa remaja putri</p> <p><strong>Metode:</strong> Desain penelitian menggunakan <em>quasi eksperimen</em> dengan rancangan <em>one group pre-post test design </em>tanpa menggunakan kelompok control. Penelitian dilakukan si salah satu SLTA di Kabupaten Banyuwangi. Sampel penelitian sebanyak 75 siswa, yang diberikan pre tes - pre tes sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Pengambilan sampel menggunakan <em>purporsive sampling</em> dan pengambilan data menggunakan kuesioner pengetahuan siswa tentang pencegahan anemia. Data hasil penelitian di analisis menggunakan uji T berpasangan jika data berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka data penelitian di analisis menggunakan uji Wilcoxon</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan nilai pengetahuan siswa tentang pencegahan anemia meningkat setelah diberikan pendidikan kesehatan meskipun peningkatnnya tidak signifikan dengan nilai sebelum diberikan pendidikan kesehatan minimal 30 dan maksimal 100 dan nilai minimal 60 dan maksimal 100 setelah di berikan pendidikan kesehatan. Analisis lebih lanjut di peroleh nilai p value = 0,275 yang berarti tidak terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesuah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan anemia</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Pemberian pendidikan kesehatan tentang pencegahan anemia terbukti dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia, meskipun secara statistic tidak didapatkan perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan anemia sebaiknya menjadi program sekolah dalam upaya peningkatan kesehatan warga sekolah. Melalui UKS , pihak sekolah dapat bekerja sama dengan puskesmas untuk memberikan penyuluhan atau edukasi kesehatan kepada remaja putri secara berkesinambungan untuk menjadikan siswa memahami pentingnya menjaga pola hidup sehat salah satunya adalah pencegahan anemia.</p>2025-01-13T06:19:23+00:00Copyright (c) 2025 Ninis Indriani, Diana Kusumawati, Sholihin Sholihin, Ukhtul Izzah, Dian Luvi Diniatihttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/881Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan Risiko Depresi berdasarkan Screening Depresi PHQ-9 pada Remaja2025-01-13T06:32:05+00:00Haswita Haswita[email protected]Syahlung Virginia Nabila[email protected]Roshinta Sony Anggari[email protected]<p><strong>Pendahuluan: </strong>Depresi pada remaja rentan terjadi karena dalam masa peralihan yang mengalami sejumlah perubahan baik fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Ketika remaja kesulitan mengatur emosionalnya, hal itu akan menimbulkan ketegangan sekaligus ketidaknyamanan yang dapat memicu terjadinya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan pola komunikasi keluarga dengan risiko depresi berdasarkan <em>screening</em> depresi PHQ-9 pada remaja.</p> <p><strong>Metode: </strong>Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain <em>cross-sectional</em> untuk mengukur hubungan antara variabel independen pola komunikasi keluarga dengan variabel dependen risiko depresi. Populasi pada penelitian 510 siswa di SMPN X Genteng Banyuwangi. Dan sampel sebanyak 224 siswa dengan teknik pengambilan sampling yaitu <em>random sampling</em>, alat ukur yang digunakan kuesioner yaitu kuesioner PHQ-9 dan pola komunikasi keluarga. Penelitian ini menggunakan uji statistika <em>rank spearman </em>yaitu mencari tingkat signifikansi dari suatu variabel.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga responden terbanyak adalah pluralistik (37,9%) dan lebih banyak responden memiliki risiko depresi ringan (41,1%). Hasil uji statistik <em>Spearman’s rho</em> diperoleh nilai p=0.000>0.05 sehingga terdapat hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan risiko depresi pada remaja di SMPN X Genteng Banyuwangi.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pola komunikasi keluarga sangat mempengaruhi remaja secara positif, terutama dalam kesehatan mental. Maka hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat memfasilitasi orang tua dan remaja (siswa) dalam keterampilan berkomunikasi yang baik sehingga mencegah risiko depresi berkelanjutan.</p>2025-01-13T06:32:05+00:00Copyright (c) 2025 Haswita Haswita, Syahlung Virginia Nabila, Roshinta Sony Anggarihttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/946Sleep Hygiene Management (SHM) Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Chronic Kidney Disease2025-01-13T06:43:53+00:00Rudiyanto Rudiyanto[email protected]Riyan Dwi Prasetyawan[email protected]Emilia Nurhayati[email protected]Ulul Azmi Iswahyudi[email protected]Yusuf Waliyyun Arifuddin[email protected]<p><strong>Pendahuluan:</strong> Pasien <em>Chronic Kidney Disease</em> (CKD) sering mengalami gangguan tidur yang signifikan, dan dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Manajemen kebersihan tidur mencakup berbagai praktik yang dirancang untuk menciptakan lingkungan dan rutinitas yang kondusif untuk tidur yang lebih berkualitas. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh <em>sleep hygiene</em><em> management (SHM)</em> terhadap kualitas tidur pasien <em>CKD </em>yang menjalani hemodialisis.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan desain <em>one group pra-post test</em>. Sampel penelitian dipilih dengan teknik <em>purposive sample </em>dari 82 pasien CKD yaitu 30 responden. Uji statistic <em>Wilcoxon Match Pairs Tets. </em>Pengumpulan data menggunakan kuesioner PSQI<em>(Pittsburgh Sleep Quality Index)</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil frekuensi kualitas tidur setelah mendapat intervensi SHM selama 15 hari meningkat dalam kategori baik sebanyak 25 responden (75,8%). Perhitungan statistik dengan uji Wilcoxon Match Pairs Test menggunakan SPSS versi 22 diperoleh data statistik dengan <em>p-</em>value sebesar 0,000 (<em>p</em> < 0,05), artinya ada pengaruh <em>sleep hygiene</em><em> management</em> terhadap kualitas tidur pada pasien <em>CKD </em>yang menjalani hemodialis.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Pasien CKD yang menjalani hemodialisis memiliki berbagai macam keluhan salah satunya masalah kualitas tidur. <em>Sleep</em><em> hygiene management </em>merupakan salah satu cara non farmalogi yang efektif untuk mengatasi gangguan kualitas tidur yang sangat mudah dan efisisen, serta dapat dilakukan mandiri oleh pasien dan keluarga.</p>2025-01-13T06:43:53+00:00Copyright (c) 2025 Rudiyanto Rudiyanto, Riyan Dwi Prasetyawan, Emilia Nurhayati, Ulul Azmi Iswahyudi, Yusuf Waliyyun Arifuddinhttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/929Gambaran Tipe Kepribadian Mahasiswa DIII Keperawatan2025-01-13T07:00:33+00:00Nisa Zeni Cahya Putri[email protected]Dian Pitaloka Priasmoro[email protected]Dion Kunto Adi Patria[email protected]<p><strong>Pendahuluan: </strong>Kepribadian adalah elemen dasar yang memengaruhi cara individu berpikir, merasakan, dan bertindak, yang pada gilirannya berdampak pada kesejahteraan psikologis, kualitas hubungan interpersonal, serta kinerja dalam berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tipe kepribadian yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan tingkat 3.</p> <p><strong>Metode:</strong> Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa tingkat 3 keperawatan Itsk Soepraoen Malang. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling. Variabel yang diteliti adalah Tipe Kepribadian. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 maret 2024. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tipe kepribadian dan variable yang diteliti adalah tipe kepribadian. Analisa data menggunakan analisa data univariat.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia mahasiswa sebagian besar 20-25 tahun sebesar 94.4%, berjenis kelamin perempuan sebesar 59%, memiliki relasi pertemanan sebesar 74.4%. Sedangkan berdasarkan data khusus didapatkan sebagian besar memiliki tipe kepribadian ekstrovert sebanyak 26 orang (66.7%) dan hampir sebagian memiliki tipe kepribadian introvert sebanyak 13 orang (33.3%).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Sehingga sangat penting diperhatikan adalah membangun kepribadian positif mahasiswa, fokus pada peningkatan keterampilan sosial, pengelolaan emosi, dan pengembangan diri melalui penetapan tujuan. Dorong rasa percaya diri, tanggung jawab, dan keseimbangan hidup. Ajarkan empati, toleransi, dan kepemimpinan beretika. Promosikan kebiasaan positif dan kreativitas untuk mendukung kesuksesan akademik dan kesejahteraan pribadi.</p>2025-01-13T07:00:33+00:00Copyright (c) 2025 Nisa Zeni Cahya Putri, Dian Pitaloka Priasmoro, Dion Kunto Adi Patriahttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/940Hubungan Aktivitas Fisik dengan Pengendalian Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi 2025-01-13T07:31:57+00:00Anisa Tiroliyah[email protected]Nanda Suryani Sagala[email protected]Sukhri Herianto Ritonga[email protected]Natar Fitri Napitupulu[email protected]Asnil Adli Simamora [email protected]Mastiur Napitupulu[email protected]Nurelilasari Siregar[email protected]<p><strong>Pendahuluan: </strong>Hipertensi disebut sebagai <em>the silent Killer </em>dan merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah Kesehatan hingga saat ini. Peningkatan kejadian hipertensi terus terjadi. Hal ini akan berakibat meningkatnya resiko terjadi berbagai komplikasi bahkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan pengendalian tekanan darah pada lansia hipertensi di puskesmas Pijorkoling.</p> <p><strong>Metode: </strong>Jenis penelitian yang digunanakan yaitu kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi, pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 114 responden penderita hipertensi dengan jumlah sampel sebanyak 89 responden yang diambil menggunakan teknik porpusive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner IPAQ.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian ini di analisa statistik dengan menggunakan uji kolerasi Pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan pengendalian tekanan darah diperoleh P-Value = 0.000 < 0.05. diperoleh juga nilai r 0.837 maka hubungan antar aktivitas fisik dengan pengendalian tekanan darah sangat kuat.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Kesimpulan penelitian ini adalah setiap peningkatan aktivitas fisik satu satuan, maka pengendalian tekanan darah akan meningkat 83,7%.</p>2025-01-13T07:31:57+00:00Copyright (c) 2025 Anisa Tiroliyah, Nanda Suryani Sagala, Sukhri Herianto Ritonga, Natar Fitri Napitupulu, Asnil Adli Simamora , Mastiur Napitupulu, Nurelilasari Siregarhttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/942Efektivitas Metode Simulasi dan Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan tentang Kegawatdaruratan dan Bantuan Hidup Dasar2025-01-16T01:43:33+00:00Manggar Purwacaraka[email protected]Shulhan Arief Hidayat[email protected]Rio Ady Erwansyah[email protected]Ossi Dwi Prasetio[email protected]Intan Munawaroh[email protected]<p><strong>Pendahuluan: </strong>Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah keterampilan penting untuk menyelamatkan korban dalam situasi darurat. Pelatihan BHD, khususnya bagi pelajar yang rentan terhadap kecelakaan lalu lintas, berperan signifikan dalam mengurangi angka kecacatan dan kematian. Pelajar berisiko menjadi korban serta memiliki potensi menjadi penolong. Metode simulasi dan pembelajaran aktif (<em>active learning</em>) dianggap efektif untuk meningkatkan kemampuan ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas metode simulasi dan pembelajaran aktif (<em>active learning</em>) dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kegawatdaruratan dan BHD.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>pra-experimental</em> dan pendekatan <em>one-group pre-post test</em>, pengambilan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 58 santri laki-laki menjadi sampel penelitian. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner dan lembar observasi berdasarkan pedoman AHA (2015), dengan analisis data menggunakan uji statistik <em>Wilcoxon Sign Rank Test</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan metode simulasi dan pembelajaran aktif secara signifikan meningkatkan pengetahuan (p=0,004) dengan median differences 0,000 dan keterampilan (p=0,000) santri dalam kegawatdaruratan dan BHD dengan median differences 15,000.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Penelitian ini menegaskan bahwa metode simulasi dan pembelajaran aktif tidak hanya efektif dalam mengoptimalkan pembelajaran konseptual, tetapi juga memfasilitasi penerapan praktis pengetahuan dalam situasi darurat nyata, sehingga mempersiapkan santri untuk menghadapi keadaan darurat secara lebih baik.</p>2025-01-13T07:42:55+00:00Copyright (c) 2025 Manggar Purwacaraka, Shulhan Arief Hidayat, Rio Ady Erwansyah, Ossi Dwi Prasetio, Intan Munawarohhttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/947Identifikasi Kebutuhan Okupasi Terapi Berbasis Kewirausahaan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup, Motivasi dan Harga Diri pada Pasien Skizofrenia: Pendekatan Kualitatif 2025-01-18T12:33:29+00:00Siti Khadijah[email protected]Endang Caturini Sulityowati[email protected]Dwi Ariani Sulityowati[email protected]Sarka Ade Susana[email protected]Sutejo Sutejo[email protected]<p><strong>Pendahuluan:</strong> Skizofrenia adalah gangguan mental berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup, motivasi dan harga diri pasien adalah melalui okupasi terapi berbasis kewirausahaan. Okupasi terapi bertujuan untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan fungsional, sosial, dan kognitif sehingga dapat hidup mandiri di masyarakat. Pendekatan kewirausahaan dalam okupasi terapi dapat memberikan peluang bagi pasien untuk memulai usaha dan mencapai kemandirian ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, motivasi dan harga diri mereka. Tujuan penelitian mengidentifikasi kebutuhan okupasi terapi berbasis kewirausahaan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, motivasi, dan harga diri pasien Skizofrenia.</p> <p><strong>Metode:</strong> Kualitatif deskriptif. Teknik sampling menggunakan purposive sampling, kriteria inklusi dengan pasien skizofrenia, usia produktif, Pasien rehabilitasi, Mampu berkomunikasi dan kooperatif. Sampel 8 pasien skizofrenia, 8 keluarga, dan 6 tenaga Kesehatan. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dengan Focus Group Discussion, Analisis deskripsi makna tema</p> <p><strong>Hasil: </strong>pertama tema pasien meliputi persepsi, minat, pengalaman, tantangan, dan solusi dari kendala yang ditemukan, kedua tema keluarga meliputi dukungan keluarga, dukungan dari luar, peran, keterlibatan pengambilan keputusan, komunikasi, dampak, tantangan, strategi, harapan dan rencana, ketiga Tema tenaga kesehatan meliputi adanya proses rekruitmen, menggali potensi, kelayakan terapi, Pemasaran, monitoring dan evaluasi<strong>. </strong></p> <p><strong>Kesimpulan</strong><strong>:</strong> Kebutuhan Okupasi terapi berbasis kewirausahaan dalam meningkatkan kualitas hidup, motivasi, dan harga diri menunjukkan pentingnya persepsi positif baik dari diri sendiri, orang lain, dukungan keluarga, minat, dan optimism pasien, serta keterlibatan tenaga Kesehatan dalam perekrutan, menggali potensi dan evaluasi terapi. Rekomendasi untuk keberlanjutan perlu ada pelatihan dan lembar monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan.</p>2024-12-28T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Siti Khadijah, Endang Caturini Sulityowati, Dwi Ariani Sulityowati, Sarka Ade Susana, Sutejo Sutejohttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/930Profil Dukungan Keluarga pada Lansia yang Mengalami Depresi2025-01-14T07:36:39+00:00Yuda Aji Prasetyo Wibowo[email protected]Dian Pitaloka Priasmoro[email protected]Heny Nurmayunita[email protected]<p><strong>Pendahuluan: </strong>Depresi pada lansia merupakan masalah kesehatan mental yang sering diabaikan, meskipun memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup, kesehatan fisik, dan fungsi sosial mereka. Masalah ini sering kali tidak terdiagnosis karena gejala yang sering tumpang tindih dengan kondisi medis lain, serta adanya stigma sosial terhadap gangguan jiwa pada usia lanjut sehingga lansia memerlukan dukungan keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga yang diberikan kepada lansia yang mengalami depresi di Dusun Cimpling, Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.</p> <p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 Juni 2024 s/d 09 Juni 2024. Populasi berjumlah 73 lansia. Sampel berjumlah 31 yang didapatkan melalui teknik <em>purposive sampling</em> yaitu lansia yang dirawat oleh keluarganya. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dukungan keluarga. Analisa data dilakukan dengan univariat dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian didapatkan data sebagian besar menerima dukungan keluarga sedang sebanyak 23 orang (74,2%).</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Secara keseluruhan dimungkinkan, dukungan keluarga dalam kategori sedang memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan lansia. Namun, peningkatan kualitas dan frekuensi dukungan akan lebih optimal dalam mendukung lansia menjalani kehidupan dengan lebih nyama, aman, dan bermakna. diharapkan keluarga meningkatkan pengetahuan tentang dukungan keluarga pada lansia yang mengalami depresi, sehingga dapat membantu lansia dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami dengan memberikan dukungan keluarga seperti dukungan informasional, instrumental, emosional, dan harga diri.</p>2025-01-14T07:36:39+00:00Copyright (c) 2025 Yuda Aji Prasetyo Wibowo, Dian Pitaloka Priasmoro, Heny Nurmayunitahttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/931Penerapan Terapi Sleep Hygiene dan Terapi Musik Instrumental untuk Mengurangi Keluhan Gangguan Pola Tidur pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis2025-01-15T06:45:26+00:00Khoirul Latifin[email protected]Ulfa Nur Rohmah[email protected]Younanda Mirah Fransisca[email protected]<p><strong>Pendahuluan: </strong>Gangguan tidur pada pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronis merupakan penyebab utama terjadinya penurunan kualitas hidup dan kualitas tidur yang buruk. Gangguan tersebut berdampak buruk pada tubuh secara fisiologis, psikologis dan fisik. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan memberikan <em>sleep hygiene therapy </em>dan terapi musik instrumental untuk mengelola gangguan pola tidur pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK).</p> <p><strong>Metode: </strong>Metode yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus ini menggunakan asuhan Keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penegakan diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi yang dilakukan pada tiga pasien. Implementasi yang diberikan untuk mengatasi masalah keperawatan adalah <em>sleep hygiene therapy </em>dan terapi musik instrumental.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Temuan studi kasus menunjukkan bahwa ketiga pasien melaporkan keluhan gangguan tidur, termasuk kesulitan tidur di malam hari dan sering terbangun sehinggda didapatkan masalah keperawatan gangguan pola tidur. Setelah tiga hari dilakukan intervensi keperawatan dengan <em>sleep hygiene therapy </em>dan terapi musik instrumental, keluhan sulit tidur dan terbangun di malam hari menurun secara signifikan. Sebelum penerapan terapi pola tidur, ketiga pasien dikategorikan memiliki kualitas tidur yang buruk (kategori 1). Setelah terapi, pola tidur mereka membaik, dengan dua pasien dikategorikan memiliki perbaikan sedang (kategori 4) dan satu pasien menunjukkan perbaikan signifikan (kategori 5).</p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0cm -0.5pt 0.0001pt 0cm; text-indent: -0.1pt; font-size: 12pt; font-family: Cambria, serif; text-align: justify;"><strong>Kesimpulan: </strong>Penatalaksanaan gangguan pola tidur melalui penerapan <em>sleep hygiene therapy </em>dan terapi musik instrumental dapat secara efektif meningkatkan kualitas tidur pada pasien gagal ginjal kronis.</p>2025-01-15T06:45:26+00:00Copyright (c) 2025 Khoirul Latifin, Ulfa Nur Rohmah, Younanda Mirah Fransiscahttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/960Ekplorasi Peran Lintas Sektor dalam Membangun Kesehatan Mental Remaja Suku Osing sebagai Daerah Zero Suicide Cases2025-01-16T01:38:11+00:00Novita Surya Putri[email protected]Maulana Malik Ikhsan[email protected]Leni Anggraini[email protected]Ani Firda[email protected]Ricka Ayu Yuliyasari[email protected]Sholihin Sholihin[email protected]<p><strong>Latar belakang:</strong> Remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menuju ke tahap dewasa, sehingga terdapat perubahan seperti aspek fisik, sosial mental dan emosional, remaja diharapkan dapat beradaptasi dengan baik pada usia ini. Remaja suku osing memiliki kemampuan asertif (kemampuan apa yang diinginkan, dirasakan, dipikirkan kepada orang lain) yang cukup tinggi dibandingkan dengan remaja suku lainnya. Tujuan mengeksplorasi peran lintas sektor dalam kesehatan mental remaja suku osing sebagai daerah <em>zero suicide cases</em>. penelitian ini adalah mengesplorasi peran stressor sosial dan lingkungan.</p> <p><strong>Metode:</strong> Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 3 partisipan yang mewakili dari setiap sektor. Partisipan penelitian 1) Sektor pemerintah desa yaitu Kepala Desa Kemiren, 2) Sektor Pendidikan Non Formal yaitu Kepala Sekolah Adat Osing Pesinauan, dan sektor kesehatan yaitu perawat wilayah Desa Kemiren. Penelitian menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur. Data dikumpulkan kemudian ditranskrip dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Analisis pengkodean menggunakan software Nvivo 12.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Teridentifikasi 4 tema dan 8 subtema pada panelitian ini. Tema yang teridentifikasi 1) Pemberdayaan, 2) Dukungan pemerintah, 3) Pendidikan non formal, 4) Pencegahan penyakit.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Peran lintas sektor pada Desa Kemiren seperti sektor pemerintahan desa, masyarakat sekitar yang mewujudkan adanya sanggar kesenian dan sekolah adat pesinauan dengan tujuan melestarikan budaya, yang secara langsung mengaktifkan generasi muda agar tidak hanya mempelajari budaya asing. Pembelajaran yang diberikan tersebut membuat emosi dan energi perubahan segala aspek yang dialami oleh remaja tersalurkan sehingga terjadinya relaksasi otot dan terstimulasinya hormon kebahagiaan yaitu hormon endorphine.</p>2025-01-15T06:56:44+00:00Copyright (c) 2025 Novita Surya Putri, Maulana Malik Ikhsan, Leni Anggraini, Ani Firda Farida, Ricka Ayu Yuliyasari, Sholihin Sholihinhttps://ojsstikesbanyuwangi.com/index.php/NIJ/article/view/958Pengaruh Terapi Mindfulness Spiritual Islam pada Kualitas Hidup Pasien CHF (Congestive Heart Failure)2025-01-20T06:11:43+00:00Gardha Rias Arsy[email protected]Mokamad Ansori[email protected]Biyanti Dwi Winarsih[email protected]Sri Hindriyastuti[email protected]<p><strong>Pendahuluan:</strong> Kualitas hidup CHF (Congestive Heart Failure) sangat penting dan merupakan perhatian khusus karena akan berdampak pada domain penting kualitas hidup pasien CHF diantaranya domain kesehatan fisik terdiri dari subdomain fisik dan fisiologi CHF (status kesehatan, gejala), intervensi medis perawatan kesehatan (efek samping obat, kejadian buruk, beban dalam minum obat dan lama pengobatan). Domain kesehatan mental pada pasien CHF yaitu psikologis dan emosional (depresi/ansietas, marah- marah, takut menularkan penyakit, persepsi sehat, dan spiritualitas) untuk itulah di berikan terapi mindfulness spiritual islam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi mindfulness spiritual islam pada kualitas hidup pasien CHF (Congestive Heart Failure) di RSI Sunan Kudus<br><strong>Metode:</strong> Penelitian dilaksanakan di RSI Sunan Kudus menggunakan jenis rancangan dalam penelitian ini adalah Quasy-eksperimental dengan Desain penelitian yang digunakan pre and post test Dengan jumlah responden 23 dengan menggunakan Uji analisa Wilcoxon test.<br><strong>Hasil:</strong> Hasil analisis statistik uji wilcoxon diperoleh p value = 0.002 lebih besar dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. maka Ha ditolak dan Ho diterima. Terdapat kenaikan kualitas hidup pada pasien CHF yang mendapatkan terapi mindfulness spiritual dari 39,1% menjadi 47,8%.<br><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat pengaruh terapi mindfulness spiritual islam pada kualitas hidup pasien CHF di RSI Sunan Kudus. Perawat dapat mengimplementasikan terapi mindfulness spiritual islam untuk dijadikan tambahan terapi selain pengobatan farmakologi.</p>2025-01-20T06:11:43+00:00Copyright (c) 2025 Gardha Rias Arsy, Mokamad Ansori, Biyanti Dwi Winarsih, Sri Hindriyastuti