PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12- 60 BULAN DI POSYANDU BALITA

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12- 60 BULAN DI POSYANDU BALITA

  • Mertisa Klevina stikes bhakti husada mulia madiun
  • Irmawati Mathar stikes bhakti husada mulia madiun
Keywords: berat badan lahir, pemberian MP-ASI dini, stunting

Abstract

ABSTRACT

The nutritional problem that occurs in Indonesia is stunting. Stunting is growth failure characterized by low and normal height according to the age of the toddler which is caused by lack of nutritional intake, health status, exclusive breastfeeding, age at which MPASI is given, birth weight, mother's education and economic status. It is feared that toddlers who are stunted will experience growth and development problems, both short and long term. The aim of this research was to determine the relationship between birth weight and early provision of complementary breast milk (MPASI) with the incidence of stunting in toddlers at the toddler posyandu in Genilangit Village, Poncol District, Magetan Regency.

The research design used is correlational analytic with a cross sectional approach. The research sample was 67 respondents using the Proportional Random Sampling technique. Data were collected using KIA books, questionnaires and observation sheets, data were analyzed using the Chi-Square Test with a significance level of α = 0.05.

The results of research on giving early MPASI showed that the majority of toddlers who were given early MPASI were stunted, 15 respondents (22.4%) and the majority of toddlers who were given MPASI at the right age were not stunted, 39 respondents (58.2%). The analysis results obtained for birth weight were p-value = 0.001 < α = 0.05. Meanwhile, the results of the analysis for giving early MPASI showed a p-value = 0.000 < α = 0.05.

Early provision of complementary breast milk (MPASI) is closely related to the incidence of stunting in toddlers. Normal birth weight and giving MPASI at the right age is good for the growth and development of toddlers and has a very low risk of toddlers experiencing stunting. Thus, it is hoped that mothers will pay more attention to nutrition before pregnancy and during pregnancy which is related to the birth weight of toddlers. As well as providing age-appropriate complementary foods for breast milk (MPASI), namely at 6 months of age.

 

Key words: birth weight, early provision of MP-ASI, stunting

ABSTRAK

 

Permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia adalah stunting. Stunting adalah kegagalan pertumbuhan ditandai dengan tinggi badan kurang dan normal sesuai dengan usia balita yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi, status kesehatan, ASI eksklusif, usia pemberian MPASI, berat badan lahir, pendidikan ibu dan status ekonomi. Balita yang stunting dikhawatirkan akan mengalami gangguan tumbuh kembang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat badan lahir dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini dengan kejadian stunting pada balita di posyandu balita Desa Genilangit Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.

Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian sejumlah 67 responden dengan menggunakan teknik Proposional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan buku KIA, kuesioner dan lembar observasi, data dianalisa dengan Uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi α =0.05.

Hasil penelitian pemberian MPASI dini didapatkan sebagian besar balita yang diberikan MPASI dini mengalami stunting 15 responden (22,4%) dan sebagian besar balita yang diberikan MPASI tepat usia tidak  stunting 39 responden (58,2%). Hasil analisa yang didapatkan untuk berat badan lahir  nilai p-value =0,001 < α = 0,05. Sedangkan hasil analisa untuk pemberian MPASI dini didapatkan nilai p-value =0,000 < α = 0,05.

Pemberian  makanan pendamping ASI (MPASI) dini sangat berkaitan dengan kejadian stunting pada balita. Berat badan lahir normal dan pemberian MPASI tepat usia baik untuk tumbuh kembang balita dan sangat rendah resiko balita mengalami stunting. Dengan demikian diharapkan untuk ibu lebih memperhatikan nutrisi sebelum kehamilan dan selama kehamilan yang berkaitan dengan berat lahir balita. Serta memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) tepat usia yaitu saat usia 6 bulan.

 

Kata kunci :berat badan lahir,  pemberian MP-ASI dini, stunting

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ariani, M. (2020). Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11 No. 1, 172-186.

Arsyad, G. S. (2021). Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Indramayu: Penerbit Adab.

Bappenas, K. P. (2018). Pedoman Pelaksana Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Di Kabupaten/ Kota. Jakarta: Rembuk Stunting.

Candra, M. S. (2016). Determinan Kejadian Stunting Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kota Semarang. Jurnal Gizi Indonesia Vol. 4, No. 2, 82-88.

Fitri, M. (2017). Aplikasi Monitoring Perkembangan Status Gizi Anak Dan Balita Secara Digital Dengan Metode Antroometri Berbasis Android. Jurnal Instek Volume. 2 Nomor. 2, 140- 149. https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/article/view/2613. (Diakses pada tanggal 28 November 2022).

Katmawanti, S. D. (2021). Yuk Bunda Kenali MP ASI Lebih Dekat. Malang: Madza Media.

Kemenkes, R.I. (2010). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Khasanah, D. P. (2016). Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6- 23 Bulan Di Kecamatan Sedayu. Jurnal Gizi Dan Diet Etik Indonesia Vol.4, No.2, 105- 111. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJDN/article/view/335. (Diakses pada tanggal 20 November 2022).

Marfuah, D. (2022). Buku Ajar Pola Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) Yang Tepat. Surakarta: AE MEDIA GRAFIKA.

Meikawati, W. (2021). Berat Badan Lahir Rendah Dan Anemia Pada Ibu Hamil Sebagai Predikator Stunting pada Anak Usia 12- 24 Bulan Di Wilayah Puskesmas Genuk Kota Semarang . MGMI Vol. 13, No. 1, 37- 49. http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/indeks.php/mgmi/article/view/5207. (Diakses pada tanggal 28 November 2022).

Molika, E. (2014). Buku Pintar MPASI. Jakarta Selatan: Lembar Langit Indonesia.

Mufida L, W. T. (2015). Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) Untuk Bayi 6- 24 Bulan. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.3 No.4 , 1646-1651. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/290. (Diakses pada tanggal 20 November 2022).

Notoadmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Novianti, E. ,. (2021). Faktor Faktor yang mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Dini-Studi Literatur. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu- Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Volume 21 Nomor 2, 344-367.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Pribiyanti K, (2019). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Slogohimo Kabupaten Wonogiri. Darussalam Nutrition Journal Vol.3, No.2, 42-49. https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/nutrition/article/view/3398. (Diakses pada tanggal 14 November 2022).

Proverawati, A. (2010). BBLR (Berat Badab Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.

Purnamasari, M dan Rahmawati, T. (2021). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita UMUR 24- 59 Bulan. JIKSH: Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 290- 299. https://akper-sandikarsa.e-jurnal.id/JIKSH/article/view/490. (Diakses pada tanggal 12 Desember 2022).

Putri, D dan Lake, T. (2019). Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Di Desa Haekto Kabupaten Timur Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Repository Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Kupang, 67-71. https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/akper/article/view/15380. ( Diakses pada tanggak 20 April 2022).

Rahayu, D. (2018). Studi Guide- Stunting Dan Upaya Pencegahannya. Yogyakarta: Mine.

Rahmadi, A. (2016). Hubungan Berat Badan Dan Panjang Badan Lahir Deang kejadian Stunting anak 12-59 Bulan Di Provinsi Lampung. Jurnal Kperawatan Volume XII, No. 2, 209-2018. https://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/601. (Diakses pada tanggal 14 April 2022).

RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur. Jakarta Pusat: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Rosita, A. D. (2021). Hubungan Pemberian MP- ASI Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Penelitian Perawat Profesional Volume 3 Nomor 2, 407-412. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP. (Diakses pada tanggal 14 April 2022).

Rufaindah, E. (2022). Tata Laksana Bayi Baru Lahir. Bandung: Media Sains Indonesia.

Setiati, A. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Di Ruang Perawatan Intensif Neonatus RSUD DR MOEWARDI Di Surakarta. Jurnal Keperawatan Global : Volume. 2, No.1, 308; 320.


Sugiyono. (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulistyani P, dkk. (2022). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Sumatera Barat: Global Eksekutif Teknologi.

Supariasa, I dan Purwaningsih, H. (2019). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Di Kabupaten Malang. Karta Raharja, 55- 64. http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr. (Diakses pada tanggal 20 November 2022).

Suryani, E. (2020). Bayi Berat Lahir Rendah Dan Penatalaksananya. Kediri: Strada Press.

Tonasih dan Kumalasary, D. (2018). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon Tahun 2016. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia : Vol.2, No.1, 21- 27.

Wandini, R. , Riyani dan Resti, E. (2021). Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Berhubungan Dengan Kejadian Stunting. Jurnal Kebidanan Malahayati : Vol. 7, No.2, 274- 280.

Wati, L dan Musnadi, J. (2022). Hubungan Asupan Gizi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Di Desa Padang Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Jurnal Biology Education Volume. 10 No. 1, 44- 52. https://ojs.serambimekkah.ac.id/jurnal-biologi/article/view/4116/3029. (Diakses pada tanggal 24 April 2022).

WHO. (2015). Stunting in a nutshell. Jenewa: Departmental News.

Winowatan, G, Malonda, N dan Punuh, M. (2017). Hubungan Berat Badan Lahir Anak Dengan Kejadian Stunting pada anak Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa. repository jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 1-7. https://ejournal.unstrat.ac.id/inde.php/kesmas/article/view/23063. (Diakses pada tanggal 20 Mei 2023).
Published
2023-11-27
How to Cite
Klevina, M., & Irmawati Mathar. (2023). PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12- 60 BULAN DI POSYANDU BALITA. PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL, 5(1), 219-223. https://doi.org/10.54832/phj.v5i1.623
Section
Articles
Source