HUBUNGAN TINGKAT AKTIFITAS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA KLIEN YANG TERPASANG INFUS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Aktivitas merupakan suatu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang secara fisik dan membutuhkan energi yang melibatkan seluruh anggota gerak tubuh. Baik kegiatan yang jarang, wajar, dan sering dilakukan oleh seseorang. Sedangkan phlebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan tingkat aktivitas dengan kejadian phlebitis pada klien yang terpasang infus dengan kejadian phlebitis di ruang penyakit dalam (RPD) RSUD Blambangan Banyuwangi 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 45 responden. Tekhnik pengambilan data ini menggunakan kuesioner dan observasi pada semua responden. Setelah data diperoleh kemudian dicoding, scoring dan tabulating dan dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikasi 5 % (0.05). Hasil data diketahui bahwa jumlah klien yang jarang melakukan aktivitas/bergerak sebanyak 21 (47%) responden. Dan klien yang mengalami kejadian phlebitis ringan sebanyak 19 (42%) responden. Dari hasil uji SPSS menggunakan uji Chi Squarediperoleh ρ = 0,024. Sedangkan α = 0.05 sehingga diperoleh hasil 0,024< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan tingkat aktivitas dengan kejadian phlebitis pada klien yang terpasang infus dengan kejadian phlebitis di ruang penyakit dalam (RPD) RSUD Blambangan Banyuwangi 2013. Melihat hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang jarang dilakukan oleh klien dapat menimbulkan terjadinya phlebitis. Kemungkinan phlebitis juga bisa terjadi karena faktor lain seperti : akibat alat intravena, obat-obatan, atau infeksi.